Wednesday, December 12

Usaha Yang Cocok Untuk Ibu Rumah Tangga

Tulisan ini saya dapat dari Majalah Hidayatullah edisi 06 Oktober 2007 Tulisan Saudara Akbar Muzakki, semoga beliau mengijinkan saya mengutip tulisannya (dengan sedikit mengedit dengan bahasa saya agar tidak terlalu panjang) untuk mencerahkan ibu-ibu rumah tangga yang ingin membangun niat mendapatkan penghasilan tambahan untuk kebutuhan keluarga tetapi tidak meninggalkan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga.

Membangun Niat dan Meminta Dukungan

Niat yang iklas, yaitu niat membantu suami mendapatkan penghasilan tambahan yang dapat dirasakan oleh anggota keluarga. Sampaikan niat itu kepada suami, apabila suami menyambut hangat libatkan saja sekalian, sekaligus meminta dukungan suami dan yakinkan bahwa usaha yang dilakukan tidak merugikan keluarga dan orang lain.

Memilih Jenis Usaha


Seorang istri tugas utamanya mengurus suami, merawat dan mendidik anak-anak, maka usaha yang dijalankan jangan sampai menyita waktu dan tenaga. Contohnya : menjahit, membordir (kalau belum bisa membordir ya bisa kursus di Lasya Butik) dll. Modal yang digunakan jangan sampai menggangu anggaran rumah tangga.

Jangan Tinggalkan Urusan Rumah Tangga

Urusan bisnis, sekalipun di rumah hendaklah menjadi urusan yang kesekian setelah urusan keluarga, bukan berarti bisnis yang dibangun dijalankan ala kadarnya, tetapi usaha ini dibangun atas kebersamaan dan kebahagiaan suami dan anak-anak.

Sesuai dengan Hobi

Karena usaha yang dibangun berdasarkan hobi dalam menjalankanya akan enjoy dan pemasaran bisa dilakukan ke banyak relasi sesuai hobi. Misalnya saya suka belanja baju sekaian aja membuka bisnis Butik, selain dijual bisa juga dipakai sendiri lebih sipp.

Tahu Seluk Beluk Usaha

Usaha yang dilakoni harus dicermati seluk beluknya, jangan sampai usaha yang niatnya untuk menambah penghasilan keluarga malah mengurangi penghasilan keluarga.

Selain itu beliau juga membuat tips-tips usaha, sebagai berikut :

  1. Usaha yang dirintis merupakan bagian dari kebutuhan rumah tangga.
  2. Jauhkan usaha yang dikelola itu dari barang-barang haram yang tidak mendidik anak-anak dan tetangga.
  3. Jadikan usaha yang dikelola merupakan alternative usaha yang terdekat dari tetangga.
  4. Hindari penimbunan barang yang bisa menyengsarakan orang lain
  5. Jauhi rentenir yang berusaha untuk melipatgandakan keuntungan.
  6. Pilihlah perniagaan yang dekat dengan kegemaran banyak orang.
  7. Bila melibatkan banyak orang, ambillah orang dhu’afa sebagai pekerja.
  8. Libatkan seluruh anggota keluarga sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
  9. Jangan mengambil keunungan yang terlalu besar, sehingga merugikan pihak lain.
  10. Setiap ada keuntungan, jangan lupa menabung dan bersedekah kepada kaum dhu’afa.

Semoga bermanfaat…

3 comments:

Anonymous said...

wah postingan-nya bagus, semoga istri-ku bisa terinspirasi dari sini..makaseh

Chicliks said...

Iya mas Ferry... saya juga terinspirasi dengan tulisan ini sehingga saya posting saja. Ini tulisan dari Saudara Akbar Muzakki di Majalah Hidayatullah. Terima kasih atas komentarnya..

Ayu said...

terima kasih atas postingan yang indah ini....saya menjadi lebih tergerak untuk membantu suami dengan bisnis saya, namun tetap dengan rendah hati menjadi tiang agama (ibu dan istri yang baik, walaupun tidak sempurna)

Posting Yang Berhubungan